Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

6/recent/ticker-posts

Presdir Vale : Ketidak perdulian pada lingkungan sangat berbahaya bagi keberlanjutan hidup


      
JAKARTA,matacelebes – Presiden Direktur PT Vale Indonesia Tbk., Febriany Eddy, mengingatkan pentingnya para pemimpin perusahaan tambang untuk lebih memperhatikan lingkungan, karena ketidak pedulian terhadap lingkungan dapat berbahaya bagi keberlanjutan hidup.

Hal ini disampaikan Febriany dalam sebuah acara buka puasa bersama (Bukber) di Cafe Tutti, Energy Building, Jakarta, pada Selasa (18/3/2025).

Ia menjelaskan,  pernyataan tersebut berawal dari sebuah pertanyaan yang ditujukan kepadanya, mengapa perusahaan tambang perlu membicarakan masalah lingkungan. Menurutnya, ketidakpedulian terhadap lingkungan oleh pemimpin perusahaan tambang sangat berbahaya.

“Bahaya jika CEO perusahaan tambang tidak peduli terhadap lingkungan. Itu sangat berbahaya. Kita justru harus lebih peduli daripada orang lain, karena bisnis kita setiap hari berhubungan langsung dengan lingkungan. Jika tidak, itu sangat kontras,” ujar Febriany.

Febriany menambahkan bahwa keberlanjutan telah menjadi bagian dari identitas perusahaan, dan penerapan prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) bukan hanya sekadar untuk memenuhi kewajiban regulasi. Ia menekankan, apa yang dilakukan PT Vale Indonesia bukan hanya karena kewajiban, tetapi sebagai pilihan yang diambil untuk keberlanjutan.

“Kami tidak hanya melakukan apa yang dilihat orang selama ini, terutama yang sudah mengunjungi site Surowako dan Bahodopi. Apa yang kami lakukan bukan semata-mata karena regulasi, tetapi karena itu adalah pilihan kami, di luar kepatuhan,” lanjutnya.

Menurutnya, tantangan terbesar saat ini adalah bagaimana pemimpin perusahaan tambang lainnya dapat lebih peduli terhadap isu lingkungan. Meskipun demikian, ia percaya bahwa perusahaan-perusahaan tambang pada akhirnya akan memilih untuk mengelola lingkungan dengan baik.

Selain itu, Febriany juga menanggapi kekhawatiran terkait daya saing, yang dianggap penting bagi perusahaan. Ia menegaskan bahwa kunci untuk menjaga daya saing adalah dengan mencapai keberlanjutan tanpa mengorbankan daya saing. PT Vale, menurutnya, telah membuktikan hal tersebut.

“Kami telah beroperasi selama 56 tahun, dan biaya operasional di Sorowako juga sudah mencapai level maksimal pada kuartal kedua. Semua proyek investasi baru kami juga sudah dijalankan pada kuartal pertama dan kedua. Kami ingin menunjukkan bahwa menerapkan prinsip keberlanjutan tidak berarti merugi,” ujarnya.

Lebih lanjut, Febriany menekankan pentingnya perencanaan jangka panjang yang terintegrasi. Ia memberikan contoh mengenai reklamasi, yang sering dianggap sebagai proses yang dilakukan di akhir masa penambangan. Namun, di Sorowako, reklamasi dan penambangan dilakukan secara bersamaan.

“Jika Anda pergi ke Sorowako, reklamasi dan penambangan berjalan berdampingan. Kami tidak membuka seluruh bukit sekaligus, tetapi membaginya menjadi kompartemen kecil-kecil. Setiap kali kompartemen selesai ditambang, langsung dilakukan reklamasi,” jelasnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa jika reklamasi dilakukan secara terintegrasi sejak awal, biaya operasional (opex) PT Vale menjadi lebih efisien. Dengan demikian, meskipun opex PT Vale lebih tinggi karena faktor reklamasi, biaya tersebut tetap lebih efisien dibandingkan jika reklamasi dilakukan di akhir penambangan.

“Jika reklamasi dilakukan hanya di akhir penambangan, biayanya akan jauh lebih mahal. Dengan perencanaan yang terintegrasi dan alat pertambangan yang masih aktif di lokasi, kami bisa mengelola sumber daya lebih efisien dan tingkat keberhasilannya pun lebih baik,” tutup Febriany. 

NIKEL.CO.ID

Posting Komentar

0 Komentar